Langsung ke konten utama

“Escape the Rat Race”


Pertengahan tahun 2017 adalah momentum ketika saya merasakan ada yang salah dengan kondisi keuangan saya. Well sebagai background, sebenarnya keluarga kami bisa dibilang “berkecukupan” dan “beruntung”, double income dari saya dan istri, rumah sudah punya dan tidak lagi berhutang KPR, mobil?? hmmm...karena dulu ingin mendapatkan penghasilan tambahan akhirnya di bisnis kan untuk taksi online (dan juga beli dengan cara cash). Bahkan income gabungan keluarga kami bisa dibilang lumayan”lah”, tidak besar besar amat tapi juga ga bisa dibilang menengah (Pendapan per kapita Indonesia 2017 US$13.120 – Source : http://finansial.bisnis.com/read/20180107/9/723969/pendapatan-per-kapita-indonesia-hanya-tempati-peringkat-kelima-di-asia-tenggara).

Lalu kenapa saya mendadak “tercerahkan” lebih karena walaupun dengan pendapatan yang lumayan kok rasanya “uang ga pernah cukup ya?”. Bahasa inggris nya “living paycheck to paycheck”, tiap gajian ya habis buat keperluan bulanan, bayar kartu kredit, jajan dan macam macam yang ga ketauan habis kemana. Bahkan kadang kadang gajian bulanan itu kurang dan harus mengambil uang simpanan kami.

Kalau begini terus apa nanti saat pensiun harus mengandalkan uang pesangon?apa cukup nantinya?Harus kerja terus terusan sampai usia 60an?Kalau anak perlu biaya sekolah yang akan semakin mahal nantinya bagaimana?Saya juga tidak mau nanti di usia tua saya malah menjadi beban bagi anak anak saya. Anak anak adalah tanggung jawab kami dan bukan sebaliknya. 

Saya sendiri tidak masalah dengan bekerja sampai usia 60an (well, ini kan bukan blog investasi bodong yang jual mimpi dan kemudian “seperti” menjelek2an orang yang berprofesi sebagai pegawai kantoran), tapi berkaca pada turunnya harga komoditas di 2014 – 2016 terutama harga minyak dan batu bara (industri tempat saya berkarir) dimana terjadi gelombang PHK massal di industri minyak dan gas, saya mulai berpikir bahwa tidak bisa mengandalkan karir saya saja. Kalau ternyata nantinya ada krisis yang cukup berkepanjangan di kemudian hari,mungkin akan lebih susah lagi untuk mendapatkan pekerjaan, mengingat usia dan harus juga bersaing dengan anak anak muda yang lebih dinamis dan tentunya mau di gaji berapapun juga.

Tidak ada yang salah dengan “nine to five” (kantor saya sih jam 7 – jam 4) tapi “join the rat race”? (a way of life in modern society, in which people compete with each other for power and money- Source : https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/rat-race) ini yang menurut saya salah.
Kalau dari awal usia 20an hingga akhirnya pensiun nanti di usia 60an selalu mengerjakan sesuatu untuk uang, baik itu menjadi pegawai, freelancer, pengusaha,selebritis maupun politikus “than you are still on the rat race”. Ga ada bedanya antara si karyawan dengan pengusaha toh sama sama berorientasi uang. Manfaatkan hidup anda untuk mengerjakan yang anda cintai, yang anda sukai. Bagaimana caranya? “Financial independence first” baru kemudian anda bisa melakukan apa yang anda sukai, kalaupun apa yang kemudian anda kerjakan bisa mendapatkan tambahan uang lagi itu hanya bonus. Anda bisa menjadi pengusaha, travel vloger, pejabat, dokter, pilot,pembicara bahkan karyawan,bukan lagi karena uang, tapi karena anda menyukainya.

Sekali lagi Financial Independence first sebelum kita bisa escape the rat race dan akhirnya menuju aktualisasi diri.

Komentar

  1. Play Baccarat - Wolverione
    If you've ever หารายได้เสริม played Baccarat at Wolverione, you're in 바카라 사이트 luck. In our Baccarat section, we'll break down the 샌즈카지노 best games you can play on the Play

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Living Below Your Means”

Ada pepatah Indonesia besar pasak daripada tiang. Mungkin itu yang banyak menjadi persoalan bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Mau seberapa besarnya penghasilan anda setinggi apapun karir kita selama pengeluaran kita melebihi penghasilan, maka tidak akan pernah cukup. Mungkin anda tidak akan percaya, tapi saya mengenal dan tahu masih banyak orang yang penghasilannya sudah 3 digit (red : ratusan juta) tapi pada akhirnya bangkrut dan harus hidup pas pasan kalau tidak mau disebut kekurangan. Living below your means adalah dasar utama sebelum mencapai Financial independence . Mau anda seorang selebritis dengan tarif ratusan juta per tampil ataupun buruh pabrik dengan gaji UMR, selama kita bisa menjaga lifestyle dan kebutuhan hidup dibawah penghasilan net kita, maka kita akan menuju Financial independence pada suatu titik waktu. Tantangannya adalah untuk menjaga pengeluaran, gaya hidup, dan dengan memulai untuk mencatat dan mengalokasikan semua pengeluaran dan kebutu...